Muzaffarpur, Selama lebih dari dua dekade anak-anak sehat di daerah Muzaffarpur, India, alami fenomena kejang mendadak dan hilang kesadaran. Hampir setengahnya meninggal dan dokter tidak mengerti apa yang terjadi.
Sampai pada akhirnya studi yang dilakukan tim peneliti dari India dan Amerika Serikat baru-baru ini menemukan penyebabnya yaitu konsumsi buah leci. Dipublikasi di jurnal The Lancet peneliti menyebut anak-anak tersebut meninggal keracunan karena mengonsumsi buah dalam kondisi perut kosong.
Menurut peneliti leci memiliki toksin bernama hypoglycin A yang dapat menghambat tubuh untuk memproduksi glukosa. Pada anak-anak yang perutnya kosong dan lapar gula darah di tubuhnya sudah rendah sehingga bila mengonsumsi leci akan semakin rendah lagi.
Organ tubuh terutama otak membutuhkan glukosa sebagai bahan bakar. Oleh karena itu ketika kadar glukosa dalam darah sangat rendah tubuh akan mulai alami gangguan fungsi dan kerusakan.
Gejalanya mulai dari yang ringan seperti lelah, pucat, berkeringat, jantung berdebar, dan sulit konsentrasi. Hingga bila dibiarkan lama-lama akan memicu kejang, hilang kesadaran, dan pada akhirnya meninggal dunia.
"Hasil investigasi kami menunjukkan wabah encephalopathy (gangguan otak -red) di Muzaffarpur berkaitan dengan tingginya toksisitas hypoglycin A dan MCPG. Untuk mengurangi angka mortalitas di daerah tersebut kami menyarankan agar meminimalkan konsumsi leci, memastikan anak-anak makan malam, dan mengimplementasikan upaya cepat pengkoreksian glukosa bila terjadi kasus," tulis peneliti seperti dikutip dari The Lancet, Jumat (3/1/2017).
Lebih jauh peneliti melaporkan bahwa kejadian serupa juga pernah terjadi pada anak-anak di daerah Kepulauan Karibia. Hanya saja di daerah tersebut penyebabnya adalah kandungan hypoglycin pada buah ackee.
(Detik-News/Portal-CBN/Berbagaii-Sumber-Laiin/ABNS)