Diabetes dikatakan sebagai penyakit yang melekat seumur hidup. Namun demikian bukan berarti tidak dapat dikelola. Kuncinya adalah menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah senormal mungkin.
Diabetes dapat dikelola dengan pengendalian pola makan dan melakukan aktivitas fisik yang tepat. Tujuan utama pengelolaan diabetes adalah menjaga kualitas hidup pasien sehingga dapat hidup senormal mungkin, menghambat timbulnya komplikasi, dan mencegah mortalitas (kematian).
Menurut International Diabetes Federation, pada 2014, pengidap diabetes di Indonesia mencapai 9,1 juta orang dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 10 juta orang dari 415 juta pengidap diabetes di dunia. Indonesia menempati peringkat ke-tujuh sebagai negara dengan pengidap diabetes terbesar.
Dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD-KEMD, FINASIM, ahli penyakit dalam dan konsultan endokrin RS Cipto Mangunkusumo, dalam acara ‘Rahasia Mencapai Gula Darah Terkendali’ pada Selasa (26/4) di Jakarta menjelaskan, “Mayoritas pengidap diabetes di Indonesia tidak melakukan pengecekan secara rutin.”
“Padahal, perkembangan kadar gula darah seseorang dapat berubah dalam kurun waktu tertentu, sehingga perlu dilakukan pengecekan secara teratur,” katanya.
Pengecekan ini diperlukan tidak saja untuk mengetahui kadar gula darah, tapi juga dapat membantu program terapi pengelolaan dan pengobatan diabetes. Dengan pengecekan yang teratur, diharapkan kadar gula darah dapat dikendalikan dan komplikasi diabetes dapat dihindari.
Untuk itu, lanjut Tri Juli, perlu diketahui gejala-gejala utama diabetes, yakni mudah haus dan lapar, sering buang air kecil, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, serta cepat lelah dan mengantuk.
Gejala lain yang mungkin timbul ialah mudah terkena infeksi, luka sulit sembuh, sering kesemutan terutama kaku, sering timbul bisul, penglihatan kabur, infeksi jamur dan gatal terutama di sekitar alat vital.
Ada dua golongan yang berisiko diabetes, yakni kelebihan berat badan, ditambah dengan satu atau lebih faktor, seperti kurang aktivitas fisik, ras atau etnik tertentu, wanita melahirkan dengan bayi berberat badan lebih dari 4 kilogram, hipertensi, obesitas berat, riwayat penyakit kardiovaskular, dan tuberkulosis.
Golongan ke-dua adalah mereka yang berusia lebih dari 45 tahun tanpa faktor-faktor yang disebutkan.
Divonis diabetes bukan berarti hidup penuh batasan. Anda dapat melakukan lima langkah berikut untuk tetap menjalankan kegiatan sehari-hari
1. Edukasi diabetes.
Rajin mengikuti edukasi diabetes atau sosialisasi mengenai penyakit ini. Membantu pengidap diabetes memahami seluk-beluk diabetes dan pengendaliannya.
Mindset bahwa diabetes dapat disembuhkan dengan pengobatan instan, adalah salah. Karena proses diabetes terbentuk sudah lama sampai timbul penyakit ini, maka akan terus setelah terdiagnosis. Yang diperlukan hanya mengontrol.
2. Aktivitas fisik
Lakukan aktivitas fisik 3-4 kali seminggu selama 30 menit untuk mendapatkan hasil optimal.
3. Pengaturan makan
Untuk menjaga gula darah tetap seimbang, dianjurkan mengatur pola makan dengan gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori.
4. Minum obat/insulin.
Bila pengaturan makan dan aktivitas fisik sesuai anjuran belum berhasil, dokter akan memberikan terapi obat yang cocok.
5. Swa monitoring gula darah secara rutin.
Pemeriksaan gula darah mandiri oleh pengidap diabetes sesuai waktu yang dianjurkan dokter adalah untuk mendapatkan data gula darah sebagai sarana mengubah perilaku pengidap diabetes. Mencatat dan mengevaluasi hasil tes gula darah untuk memantau gula darah terakhir dan nantinya sebagai kesimpulan tentang perkembangannya.
(CNN/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)