Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

Entri yang Diunggulkan

8 Masalah Kesehatan Yang Muncul Dari Ruang Ber-AC

Berada di ruangan AC memang menyejukkan. Udara di luar yang sangat terik akan segera tergantikan dengan dinginnya ruangan. Namun kenyama...

Home » » Dokter Tanggapi Klaim 'Sudah Lama Merokok Tapi Tak Kena Kanker Paru'

Dokter Tanggapi Klaim 'Sudah Lama Merokok Tapi Tak Kena Kanker Paru'

Posted by Hari Hari Sehat Bersama on Sabtu, 11 Februari 2017


Salah satu alasan dilarang merokok adalah agar terhindar dari kanker. Namun bisa saja timbul sanggahan 'ada orang yang sudah lama merokok tapi tak kena kanker'. Bagaiama tanggapan dokter soal ini?

dr Elisna Syahruddin PhD, SpP(K) dari RSUP Persahabatan mengatakan risiko semua orang terkena kanker meningkat 8 kali jika merokok. Tapi, mengapa tidak 100 persen orang yang merokok kena kanker?

"Itu berdasarkan kemampuan tubuh dalam merespons perubahan sel normal jadi tidak normal. Untuk munculnya sel kanker, mesti melewati fase inisiasi, promosi, dan kanker. Fase inisiasi dan promosi termasuk fase pra-kanker," kata dr Elisna di sela-sela Forum Ngobras 'Tantangan Diagnosis Dini dan Harapan Hidup Kanker Paru di Indonesia' di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2017).

Pada fase inisiasi, sel normal bisa berubah menjadi sel yang tidak normal. Tapi ketika imunitas tubuh baik, sel tidak normal bisa kembali lagi menjadi normal. Ketika tubuh bisa mengubah sel yang tidak normal kembali lagi menjadi sel normal, dikatakan dr Elisna bisa jadi gizi yang memengaruhi respons tubuh.

"Tapi kalau di fase itu 'lolos', akan berubah ke fase promosi. Di sini sel sudah jadi nggak normal. Tapi, ada orang yang tubuhnya punya kemampuan membunuh sel yang nggak normal. Selamatlah dia," kata dr Elisna.

Namun ketika tubuh tidak mampu membunuh sel tidak normal itu, maka sel tersebut sudah menjadi karsinoma in situ. Saat itulah sudah memasuki fase kanker. Saat masuk ke fase sudah menjadi kanker, kembali lagi pada respons tubuh masing-masing orang. Ketika imunitasnya bagus dan tidak ada co-factor lain maka pertumbuhan sel kanker bisa lambat.

"Jadi kanker paru nggak langsung timbul gejala. Kalau tumbuh di saluran napas, bisa tersumbat saluran napasnya dan timbul kelainan sepeti batuk. Atau kalau kesumbat ya jadi nggak bisa napas," kata dr Elisna.

"Jangan salah, paru-paru kita itu kalau dilebarkan seluas lapangan bola lho. Jadi kalau sel kanker cuma 10 cm nggak terasa gejalanya ya bisa aja," pungkasnya.

(Detik/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

SHARE :
Angkasa News Agency Global
 
Copyright © 2018 Hari Hari Sehat Bersama. All Rights Reserved. Powered by Angkasa News Agency Global