Maria, staf dari Yayasan Cinta Baca Medan mengatakan, saat ini sudah jarang Ibu yang mau membacakan dongeng kepada anaknya. Selama ia bergabung dengan YCB, banyak kendala yang ia temukan saat menjalankan program Kejar. Ia mengatakan saat ini, ibu-ibu sudah tidak ada waktu lagi untuk membacakan sebuah dongeng kepada anaknya.
“Ibu-ibu sekarang sangat jarang kita temui mau membacakan dongeng kepada anaknya. Mereka sudah gak ada waktu lagi untuk membacakan dongeng kepada anaknya. Padahal peran Ibu lebih penting ketimbang Ayah. Makanya kita ingin membantu ibu-ibu sekarang mendidik anaknya untuk membiasakan membaca buku bukan bermain gadget,” ujarnya saat berdiskusi di Tribun Sabtu 17 Januari 2015.
Ia juga mengatakan sangat sulit menemukan keluarga yang berkumpul menghabiskan waktu untuk membaca.
“Keluarga biasanya kalau berkumpul itu nonton sinetron. Jarang kita temui sebuah keluarga mau berkumpul untuk membaca dan diskusi tentang buku,” katanya.
Maria berharap dengan adanya Yayasan Cinta Baca ini, maka ibu membiasakan anak-anak mereka dari usia dini untuk lebih sering membaca.
“Makanya saat ini kita ingin mengajak ibu-ibu mendidik anak-anak mereka dari kecil untuk membiasakan membaca. Peran Ibu lebih penting ketimbang Ayah. Kalau Ayah ini sibuk bekerja dan jarang meluangkan waktunya untuk anak berbeda dengan Ibu,” katanya.
“Usia 3-6 tahun itu generasi emas untuk mencintai membaca. Di usia itu lah peran ibu harus membacakan buku kepada anak-anaknya agar terbiasa dan mencintai membaca. Tetapi bukan hanya sekadar membaca, kita harapkan mereka setelah selesai membaca, akan tetap ingat dan tahu makna yang dibacakan,” tambahnya.
Saat ini Yayasan Cinta Baca sudah memiliki 36 pos bacaan di Sumatera Utara. Setiap pos harus memiliki rak buku yang sesuai standard YCB.
Ronny, penggagas Yayasan Cinta mengatakan, setiap pos bacaan yang mereka miliki nantinya bisa bermanfaat bagi orang lain. Ia mengatakan setiap posnya membutuhkan seorang relawan yang benar-benar bisa diharapkan.
“Saat ini di Sumut kita sudah memiliki 36 Pos bacaan. Di setiap posnya nanti kita akan buat pos bacaan itu bukan hanya sekadar tempat membaca saja, tetapi kita membuat daftar pengunjungnya. Jadi kita tahu seberapa banyak pengunjung yang mengunjungi pos bacaan tersebut,” katanya.
Ronnie mengatakan untuk mengajak ibu-ibu lebih terbiasa membaca, mereka membuat program Kejar. Pada program ini, di awal akan dikasih 2 buku. Buku itu nantinya dibacakan kepada anaknya setiap hari. Dan setelah mengikuti program ini target setiap bulannya seorang Ibu harus membacakan 40 buku.
“Pada program Kejar ini, ada beberapa cara yang kita ajarkan antar lain mendongeng harus mempunyai buku. Setiap Ibu yang mau mendongengkan anaknya harus menunjukkan bukunya, bukan hanya sekedar cakap-cakap saja. Selain itu kita buat pentas buku berkarakter,” katanya.
(Source)