Masyarakat Kepulauan Karimunjawa secara tradisional telah memanfaatkan undur-undur (Myrmeleon sp.) sebagai obat penurun gula darah dengan menggunakan pisang sebagai campurannya. Mungkin karena biaya pengobatan yang mahal, akhirnya pengobatan alternatif dengan memanfaatkan undur-undur dijadikan pilihan.
Nah, benarkah undur-undur darat mampu mengatasi diabetes? Tyas Kurniasih dkk dari Fakultas Biologi UGM pun melakukan penelitian manfaat undur-undur, pisang, dan campuran keduanya terhadap diabetes. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur wistar umur 2 -2,5 bulan dengan berat 150 - 250 g, dibagi menjadi 6 kelompok yakni 1 kelompok normal dan 5 kelompok hiperglikemik dengan pemberian aloksan 125 mg/kg berat badan tikus.
Kemudian tikus-tikus itu diberi jus undur-undur dengan dosis 0,01 ml/200g bb tikus. Diberikan juga jus pisang ambon dengan dosis 1,26 ml/200 g bb tikus. Campuran undur-undur+pisang ambon dengan dosis yang sama juga diberikan dengan perlakuan pertama dan kedua, serta larutan glibenklamida dosis 0,378 mg/200g bb tikus (sebagai kontrol positif) selama 35 hari secara oral.
Nah, kadar glukosa darah pada tikus diukur setiap 7 hari sampai hari ke 35 dengan metode spektrofotometri. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan uji LSD pada taraf kepercayaan 95 persen. Di akhir penelitian, Tyas Kurniasih dkk menyimpulkan bahwa pemberian jus undur-undur mampu menurunkan secara nyata (p<0,05) kadar glukosa darah tikus hiperglikemik setelah 14 hari perlakuan.
(Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)