Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

Entri yang Diunggulkan

8 Masalah Kesehatan Yang Muncul Dari Ruang Ber-AC

Berada di ruangan AC memang menyejukkan. Udara di luar yang sangat terik akan segera tergantikan dengan dinginnya ruangan. Namun kenyama...

Home » » Saferunning: Olahraga Lari yang Sehat dan Bebas Cedera

Saferunning: Olahraga Lari yang Sehat dan Bebas Cedera

Posted by Hari Hari Sehat Bersama on Jumat, 01 Januari 2016


Olahraga lari semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat. Terbukti dengan berbagai event lari mulai dari lari 5K atau lari marathon yang selalu ramai. Lari sendiri atau berkelompak memang bisa menjadi olahraga yang menyenangkan.

Apalagi lari tidak membutuhkan peralatan khusus seperti olahraga lain. Cukup dengan running shoes, hampir semua orang bisa melakukannya. Ditambah gadget pemutar musik, olahraga lari agar semakin semangat dan menyenangkan.

Beberapa profesional muda pun mulai melakukan lari setelahoffice hour di tempat yang mempunyai fasilitas track seperti Gelora Bung Karno atau daerah Senayan dan sekitarnya. Selain karena lari menyehatkan, aktivitas ini juga sebagai pengisi waktu sembari menunggu kemacetan ibukota terurai.

Walaupun mudah dilakukan, bukan berarti lari menjadi olahraga yang tidak mempunya risiko cedera. Matias Ibo, seorang fisioterapis dari jurusan Sport Physiotherapists Universitas Thim Van Der Laan, Utrecht, Belanda dan juga pernah menjadi fisioterapis tim nasional sepak bola Indonesia, membeberkan cara teknik berlari yang benar. Nah, apa saja yang perlu Anda perhatikan agar terhindar risiko cedera saat berlari?
1. Lakukan pemanasan dinamis selama 5 – 10 menit, contohnya seperti berlari di tempat
2. Fokus latihan kecepatan dahulu, baru melatih stamina
3. Melakukan teknik berlari yang benar seperti pandangan lurus, bahu dalam keadaan rileks, lengan rileks dan berayun ke depan, posisi torso tegak dan kedua kaki di antara posisi tubuh dengan lutut sedikit ditekuk
4. Dinginkan tubuh Anda dengan melambatkan ritme berlari
5. Pastikan cairan tubuh terpenuhi sebelum, saat dan sesudah berlari sehingga terhindar dehidrasi


Perhatikan cairan tubuh saat berlari

Mulai dari pemanasan, saat dan sesudah berlari, Anda harus tetap menjaga kondisi tubuh. Sebagaimana dikutip Kompas Health, ada sekitar 55 persen-75 persen tubuh terdiri dari cairan dan keseimbangan cairan menjadi negatif atau terjadi dehidrasi kalau cairan dalam tubuh menurun dua hingga enam persen.

Dehidrasi ini disebabkan penurunan asupan cairan, meningkatnya pengeluaran cairan dari tubuh atau pengalihan cairan. Menurut Prof. Dr. Hardinsyah Ridwan MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, sekaligus peneliti The Indonesian Hydration Study, menyatakan kurangnya cairan dapat menyebabkan gangguan dapat menurunkan stamina dan gangguan fisik seperti sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga pingsan.

(Kompas/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

SHARE :
Angkasa News Agency Global
 
Copyright © 2018 Hari Hari Sehat Bersama. All Rights Reserved. Powered by Angkasa News Agency Global