Ketika kita menyentuh seseorang atau benda, apakah kita benar-benar menyentuh orang atau benda tersebut? Atau ketika kita duduk di kursi, benarkah pantat kita menyentuh kursi?
Seperti yang dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Ada yang berpendapat bahwa ketika kita menyentuh sesuatu, kita tidak benar-benar menyentuhnya, atau ketika kita duduk diatas kursi, sebenarnya kita melayang diatas kursi, karena pantat kita tidak pernah benar-benar bersentuhan dengan kursi. Mengapa demikian?
Pendapat ini mengatakan bahwa ketika kita duduk di kursi, yang terjadi adalah elektron-elektron pada tubuh kita (dalam kasus ini tepatnya pantat kita) akan tolak-menolak dengan elektron-elektron yang ada pada permukaan kursi yang kita duduki. Jadi dalam skala subatomik, kita tidak pernah benar-benar menyentuh sesuatu.
Apakah pendapat itu benar? Apakah ini berarti bahwa MC Hammer selama ini bernyanyi tentang fisika?
“Can’t touch this !!”
Mungkin anda tahu fakta bahwa alam semesta berlaku mekanika kuantum. Sebagai contoh, Anda mungkin tahu bahwa elektron berperilaku seperti gelombang yang menyebar dan dari kimia, Anda mungkin juga tahu bahwa dua elektron yang bermuatan negatif diperbolehkan untuk berbagi level energi yang sama pada sebuah atom atau molekul asalkan mereka memiliki spin yang berorientasi dalam arah yang berlawanan. Jadi, meskipun elektron saling tolak, paket gelombang mereka dapat tumpang tindih.
Sebagai contoh, lihat gambar dibawah ini dari cincin atom besi yang duduk di permukaan tembaga. Terlihat elektron-elektron yang saling tumpang tindih.
Apakah itu yang disebut menyentuh? Jika Anda melihat sebuah kamus besar bahasa inggris, Touch biasanya didefinisikan sebagai physical contact. Sedangkan Contact didefinisikan sebagai touching physically. Tentu tidak banyak membantu untuk kasus kita.
Tapi sebagian besar orang memiliki ide intuitif bahwa sentuhan adalah sesuatu seperti dua benda padat yang sangat dekat sehingga tidak ada ruang antara mereka. Masalahnya adalah ini tidak ada hubungannya dengan tumpang tindihnya gelombang yang, seperti kita tahu, adalah bagaimana sebenarnya elektron berperilaku.
Jadi, tampaknya “sentuh” adalah sebuah kata yang mungkin tidak mampu menggambarkan alam semesta yang seperti kita pahami hari ini. Atau kita harus mengubah definisi kita tentang kata sentuh, yaitu berarti interaksi pada jarak yang sangat pendek dimana disitu benar-benar terjadi apa yang seharusnya terjadi antara elektron seperti ketika kita duduk di kursi.
Sekarang tentu saja, Anda mungkin bertanya, “Mengapa kita dapat merasakan saat menyentuh sesuatu?”
Jawabannya adalah: saraf-saraf di kulit kita dapat merasakan gaya tolak, yang merupakan tekstur atau “perasaan” ketika menyentuh sesuatu. Tetapi jika kita mendorong cukup keras, kita dapat mematahkan, menyodok atau merusak objek. Namun, kita tidak benar-benar menyentuh benda itu, kita hanya mendorongnya dengan cara menggunakan kekuatan tolak antar elektron-elektron. Artinya, saat kita dengan mudahnya memotong kertas dengan gunting, dalam kenyataannya gunting tidak benar-benar menyentuh kertas.
Berikut ini adalah ilustrasinya:
Tapi, terlepas dari bahwa sesungguhnya kita tidak pernah benar-benar menyentuh apapun, coba pikirkan bahwa ketika kita berbicara tentang tolakan elektromagnetik antara pantat kita dan kursi, itu artinya adalah bahwa kita dan kursi (juga semua benda) terbuat dari atom dan molekul. Dan ternyata kita yang terbuat dari atom dan molekul ini, dapat mengetahui bahwa tubuh kita dan semua benda terbuat dari atom dan molekul. BUKANKAH ITU SANGAT MENYENTUH?
(Sumber: Terselubung)