Meski dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan, ikan lele tetap
menjadi salah satu makanan favorit. Karenanya, jika ikan “berkumis” ini
dikaitkan dengan halal-haram memang harus hati-hati. Di lingkungan
masyarakat yang sensitif; bisa-bisa blog ini yang justru terkena fatwa
haram. Tapi bicara soal fikih, kita harus nurut, meski bisa dipastikan
terdapat perbedaan pendapat. Menurut fikih ahlusunah, ikan lele pada
asalnya adalah halal. Tapi terkadang masyarakat kita memelihara lele di
empang-empang dan diberi makan kotoran.
Jika kondisinya seperti itu, maka ikan lele menjadi sama seperti
binatang jallalah, yaitu binatang yang memakan makanan kotor dan najis
sehingga hukum memakannya adalah haram. Agar menjadi halal kembali, lele
harus dikarantina alias dipisahkan dari tempat yang kotor dan
makanannya pun harus yang bersih.
Blog LPPOM-MUI Kaltim menuliskan pendapat Ibnu Umar yang
mengatakan sekaitan binatang jallalah tadi bahwa unta harus dikarantina
selama 40 hari, kambing selama 7 hari, dan ayam selama 3 hari. Mungkin
karena di daerah Timur Tengah tidak ada lele, maka sulit ditemukan
berapa lama waktu karantina lele. Mazhab Syafii mengatakan tidak ada
waktu tertentu. Situs kajianislam.net mengatakan selama 3 hari untuk
karantina lele.
Sedangkan mazhab Syiah ahlulbait sejak awal memang menyatakan haramnya
memakan lele dan ikan lainnya yang tidak memiliki sisik. Disebutkan
dalam beberapa literatur ahlulbait bahwasanya Nabi Muhammad saw.
bersabda, “…bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian makan
dari ikan kecuali yang memiliki kulit dan padanya sisik…” (Wasâil
24/107) Begitu juga Imam Ja’far al-Shadiq as.: “Makanlah dari ikan yang
memiliki sisik dan janganlah engkau makan yang tidak bersisik darinya.”
(Wasâil, 16/33)
Buat teman-teman yang suka makan pecel lele atau belut goreng hati-hati ya. Ini ada informasi dari pak dokter…
Saya ingin membahas kenapa orang mudah sekali terkena penyakit tiroid
yang bengkak (dan) infeksi. Beberapa bulan ini saya sering kedatangan
pasien-pasien yang terkena penyakit thyroid yang bengkak, dengan gejala:
- Leher bawah bengkak
- Disekitar leher ada yang seperti tumor
- Bola mata seperti mau keluar,
- Panas di sekitar leher.
- Sering batuk di tengah malam tanpa sebab
Setelah saya sering bertanya, ternyata semua pasien sering memakan lele dan belut.
Pada juragan lele di Jogja [Yogyakarta]; ayah, istri dan anak, semua
timbul gejala-gejala seperti di atas. Saya tanyakan ke salah satu
profesor dokter di Pluit. Ternyata belut/lele mengandung racun ringan,
sehingga bila digoreng, maka minyak yang bersih pun akan hitam, dan dulu
saya pun ingat jika makan tahu/tempe dari minyak hasil gorengan lele,
maka tenggorokan gatal/panas. Tterkadang bikin batuk.
Nah karena dari ini semua saya hanya ingin menginformasikan bahwa
makanan yang murah belum tentu sehat. Tolong sampaikan ke
saudara-saudara yang suka makan lele/belut. Mungkin lebih baik
dipertimbangkan. Mungkin perlu ada penelitian lebih lanjut.
(Source)