Menteng ternyata bukan hanya nama kawasan elit di Jakarta. Menteng juga merupakan nama buah langka yang ada di Jawa, Sumatera, Bali, dan semenanjung Malaysia. Seperti apa tampilan dan rasa buah yang juga dikenal dengan sebutan kepundung atau rambai ini?
Sekilas, menteng (Baccaurea racemosa) seperti saudara kembar duku. Tampilan luar dan dalam serta rasanya mirip. Bentuknya bulat dengan diameter 2-2,4 cm. Namun, kulit buah menteng berwarna kuning atau hijau kecokelatan mengilat, bukan pucat tak mengilat seperti duku.
Daging buahnya putih agak transparan. Namun, ada juga yang dagingnya merah, biasa disebut bencoy. Dalam satu butir menteng terdapat 3-4 biji buah yang menempel dengan dagingnya, seperti biji duku.
Jika daging buah duku terasa agak kenyal, ketika digigit bagian luar daging buah menteng yang tipis seperti pecah dan mengeluarkan sedikit sari buahnya yang asam agak manis. Pastikan Anda mengisi perut dulu sebelum mencicipi menteng agar tak sakit perut!
Selain dimakan begitu saja, menurut blog Fruits of World, menteng bisa juga dicampur ke dalam setup, dibuat asinan, atau difermentasi menjadi minuman.
Per 100 gram buah menteng mengandung 65 kalori, 1,7 gram protein, 0,2 gram lemak, dan 16,1 gram karbohidrat. Di dalamnya juga terdapat 13 miligram kalsium, 20 miligram fosfor, 1 miligram zat besi, dan 3 miligram vitamin C.
Menteng adalah buah musiman yang biasanya dipanen Januari-Maret. Buah ini jarang ditemui, mungkin karena nilai ekonomisnya yang rendah dan rasanya yang masam. Di Jakarta dan Bogor, kadang-kadang buah ini dijajakan berkeliling dengan harga Rp 5.000 per ikat (Sekarang naik harganya).
(Food-Detik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)