Meski sebagian besar di antara kita jarang membicarakan masalah seks, namun pertanyaan seperti seberapa sering atau seberapa lama normalnya bercinta kerap diutarakan. Ini artinya orang tetap ingin tahu juga apakah aspek-aspek kehidupan seksualnya sudah bisa dibilang baik.
Dalam kehidupan seks terdapat beragam faktor seperti emosi, fisik, dan karakteristik perilaku individu. Oleh karena itu bila berbicara mengenai kesehatan seks tidak serta merta hanya melihat ada tidaknya suatu penyakit atau kondisi saja.
Dikutip dari berbagai sumber pada Senin (26/9/2016), berikut adalah 5 tanda kehidupan seks yang baik:
1. Mencintai tubuh sendiri
Kehidupan seks yang baik bisa dimulai dari pertanyaan apakah seseorang mencintai tubuhnya sendiri. Sebuah studi pada tahun 2009 di Journal of Sexual Medicine menyebut wanita umur 18-49 tahun yang memiliki nilai positif tinggi terhadap image tubuhnya bisa memiliki kepuasaan seks yang lebih baik.
Perasaan positif terhadap tubuh sendiri dapat mempromosikan fungsi seks yang lebih baik dan sehat.
2. Komunikasi lancar
Dasar dari seks yang memuaskan adalah lancarnya komunikasi dengan pasangan. Apa yang kita mau dan apa yang pasangan mau harus tersampaikan dengan baik misalnya saja lewat candaan 'nakal'.
Studi di Journal of Integrated Social Sciences tahun 2011 menemukan perilaku seks spesifik seperti mencium, seks oral, dan terlibat dalam obrolan seksual dengan pasangan dapat meningkatkan kepuasan.
3. Bahagia dengan pasangan
Tidak bisa dipungkiri kehidupan seks yang baik akan berujung pada perasaan bahagia dalam hubungan. Studi pada tahun 2011 di Archives of Sexual Behavior menyebut pada pasangan paruh baya dan lebih tua yang telah bersama antara 1 hingga 51 tahun rasa bahagia dan kepuasaan seks ini sifatnya saling menguatkan.
4. Mencoba hal baru
Bercinta bisa jadi hal yang rutin sehingga mencoba sesuatu yang baru akan jadi kunci untuk membuat bagaimana aktivitas tetap menarik. Psychophysiologist seks dari Liberos Dr Nicole Prause mengatakan perubahan tidak harus selalu drastis bisa mulai dari misalnya mencoba pakaian dalam seksi atau model rambut baru.
5. Tidak menghitung
Satu pasangan dengan pasangan lainnya bisa memiliki frekuensi bercinta yang berbeda. Ada yang mungkin akan bercinta beberapa kali seminggu atau bahkan sebulan sekali, namun jangan fokus pada angka karena bukan itu yang jadi tolak ukur.
"Sifat dan kualitas seks dapat sangat bervariasi seperti halnya frekuensi, namun hasil utama yang akan jadi fokus setiap terapis adalah kepuasan Anda," kata Prause.
Studi dari Journal of Economic Behavior & Organization pada tahun 2015 menemukan peningkatan frekuensi bercinta tidak akan selalu berujung pada peningkatan kebahagiaan. Peneliti berkesimpulan kemungkinan karena semakin sering seks akan membuat antisipasi berkurang dan membuatnya menjadi kurang menyenangkan.
(Detik-Health/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)