Penelitian jangka panjang yang dilakukan para ilmuwan Harvard University sejak 1976 menunjukkan korelasi antara hidup di dekat alam dengan harapan hidup yang lebih lama. Peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari tahun 2000-2008 dan mencatat semua kematian yang terjadi beserta penyebabnya. Di saat yang bersamaan, peneliti menggunakan data satelit untuk menilai jumlah tumbuh-tumbuhan di dekat rumah partisipan studi. Dengan menggabungkan kedua data tersebut peneliti menemukan hubungan antara jumlah banyaknya tetumbuhan dengan umur panjang.
Peneliti menemukan bahwa orang yang tinggal di tempat-tempat hijau—dengan banyak pepohonan dalam radius 244 meter dari rumah mereka—memiliki tingkat kematian non kecelakaan 12 persen lebih rendah daripada orang yang tinggal di daerah kurang hijau. Secara khusus, mereka menemukan bahwa hubungan terkuat untuk kematian yang terkait dengan penyakit pernafasan, kanker dan penyakit ginjal.
Dalam analisis statistik, peneliti menemukan bahwa kesehatan mental partisipan, keterlibatan sosial, tingkat aktivitas fisik dan paparan polusi udara mungkin menjelaskan mengapa kawasan hijau bisa menurunkan tingkat kematian.
Penelitan ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa lingkungan hijau dapat mempengaruhi kesehatan. Tempat dengan vegetasi yang banyak umumnya dianggap kurang tercemar, dan udara bersih masih terjaga.
Ruang hijau seperti taman dapat mendorong orang-orang untuk berjalan-jalan ke luar rumah, berolahraga, dan berinteraksi dengan orang lain. Semua itu merupakan faktor yang dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Selain berpengaruh pada kesehatan fisik, ruang terbuka hijau juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental.
“Kami benar-benar terkejut menemukan bahwa kesehatan mental menjelaskan sekitar 30 persen dari hubungan antara kehijauan dan kematian,” ungkap Peter James, peneliti dari Harvard.
Penelitian lain mengungkapkan, menghabiskan waktu di alam terbuka hijau baik untuk kesehatan mental karena dapat mengurangi stres, rasa cemas, dan depresi. Selain itu, dapat membuat orang berhenti mengulang pikiran negatif.
(Mnn/Washington-Post/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)