Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

Entri yang Diunggulkan

8 Masalah Kesehatan Yang Muncul Dari Ruang Ber-AC

Berada di ruangan AC memang menyejukkan. Udara di luar yang sangat terik akan segera tergantikan dengan dinginnya ruangan. Namun kenyama...

Home » » Anak Ingin Sesuatu Seperti Yang Dimiliki Teman-temannya, Bagaimana Menyikapinya?

Anak Ingin Sesuatu Seperti Yang Dimiliki Teman-temannya, Bagaimana Menyikapinya?

Posted by Hari Hari Sehat Bersama on Jumat, 25 November 2016


Pernahkah Anda mendengar anak ingin mainan baru karena temannya baru saja memiliki mainan serupa? Atau, anak meminta liburan ke suatu tempat karena temannya juga akan berlibur ke sana? Sebagai orang tua, bingung bagaimana menolak permintaan anak dan memberi penjelasan padanya bisa saja Ayah dan Ibu rasakan.

Menanggapi hal ini, psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi menuturkan memang orang tua perlu terus mengajak anak untuk membumi alias down ro earth. Hal itu bisa dilakukan salah satunya melalui kebiasaan sehari-hari.

"Itu basicnya adalah self control. Artinya kontrol diri orang tua di depan anak jug mesti bagus. Contoh, kita nasihatin anak nggak perlu ngikutin teman-teman kamu, tapi ibunya suka ikut-ikutan temannya beli tas, jadinya beli sesuatu yang nggak sesuai fungsi. Itu kan nggak mencontohkan ke anak," kata Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth.

Dengan kata lain, kontrol diri harus dimulai dari orang tua lebih dulu. Saat anak melihat orang tua membeli sesuatu sesuai fungsi dan kebutuhan, anak pun melihat apa yang dilakukan temannya, contohnya liburan adalah sebuah kebutuhan. Namun, kebutuhan tersier yang bisa terpenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.

"Itu pun perlu dibicarakan. Nggak mentang-mentang makan udah, rumah udah, pendidikan udah, harus liburan ke Eropa. Kalau duitnya nggak ada, gimana? Jadi di situ perlu dibuat apa yang jadi prioritas hidup," tambah Ratih.

Ibu satu anak ini mengungkapkan, ketika orang tua memenuhi keinginan anak, maka ayah dan ibu juga perlu mengenalkan penolakan. Sehingga, anak paham tidak semua hal yang ia inginkan dapat terpenuhi. Dalam keseharian, tak jarang anak suka membandingkan dirinya dengan teman-temannya. Jika begitu, apa yang sebaiknya dilakukan orang tua?

"Jelaskan teman kamu itu punya keluarga yang lain, beda sistemnya dengan sistem keluarga kita. Sama kayak misalnya teman kamu suka warna biru, kamu suka warna ungu, itu beda kan, nggak bisa disamain," kata pemilik akun twitter @ratihyepe ini.

Ratih mencontohkan lagi, misalnya anak minta dibelikan sepatu roda karena teman-temannya memilikinya. Dalam menyikapi hal itu, orang tua dapat melihat bahwa sepatu roda bisa bermanfaat supaya anak lebih aktif bergerak. Sehingga, sebelum membelikan anak sepatu roda, perlu ada perjanjian dengan anak bahwa dengan sepatu roda, anak harus rajin latihan.

Dengan begitu, orang tua tak sekadar membelikan anak sepatu roda dan hanya dijadikan pajangan saja. Ketika tiap sore anak bermain sepatu roda dan kemampuannya bertambah, anak tahu bahwa sesuatu yang dibelikan untuknya ada manfaanya.

"Jadi orang tua nggak harus memenuhi semua permintaan anak, karena semua yang diberikan harus sesuai kebutuhan dan prioritas. Orang tua juga perlu menjelaskan bahwa tiap keluarga punya konsep berbeda," pungkas Ratih.

(Detik-Health/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

SHARE :
Angkasa News Agency Global
 
Copyright © 2018 Hari Hari Sehat Bersama. All Rights Reserved. Powered by Angkasa News Agency Global