Mengkonsumsi camilan sambil menonton televisi jelang tengah malam disebut-sebut dapat mengganggu jam tidur. Ada juga yang menilainya dapat memicu berat badan bertambah.
Belum lagi jika makanan tengah malam itu berisi keripik kentang atau es krim. Anda sebaiknya jangan terlalu berharap berat akan mendapatkan berat badan yang normal.
Namun, bagaimana jika makan malam Anda digeser ke jam lebih malam dari umumnya? Apakah berat badan tak akan berpengaruh jika Anda menunda makan yang biasanya dilakukan pada pukul 7 malam, kemudian diubah menjadi pukul 10 malam?
Ternyata jawabannya, iya. Para peneliti telah banyak mengungkapkan hubungan antara tidur dan berat badan beberapa tahun belakangan ini.
Beragam temuan menunjukkan bahwa sebenarnya tubuh sudah mengetahui kapan harus bangun dan mendapatkan makanan, serta kapan harus tidur dan tidak memakan apapun.
Memasukan makanan ke dalam tubuh di waktu yang salah pun akhirnya akan menyebabkan masalah.
“Enzim yang terkandung dalam oksidasi asam lemak tubuh sangat berkaitan dengan ritme biologis tubuh. Mereka tahu kapan seharusnya mereka mengolah gula,” ujar peneliti masalah tidur dan metabolisme tubuh dari University of Texas Health Science Center di Houston, Kristen Eckel-Mahan seperti dikutip dari Bicycling.com.
Jadi, ketika Anda makan pada waktu yang tidak diharapkan, seperti pukul 11.30 malam, yakni waktu di mana seharusnya tubuh Anda beristirahat dan tidur, maka organ-organ dalam tubuh seperti liver akan mengalami kebingungan.
Organ-organ itu tidak siap untuk menerima arus nutrisi pada waktu-waktu tersebut. Karenanya, pengolahan nutrisi pun akan dilakukan dengan tidak efisien.
Akhirnya, akan timbul masalah yang berkaitan dengan kadar gula atau pun insulin tubuh, yang berujung pada penimbunan lemak.
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa orang yang secara rutin makan dengan waktu yang sangat telat, seperti pekerja shift malam ataupun orang dengan sindrom ‘makan malam’ (ketika seseorang memakan 25 persen dari makanannya setelah dia menyantap makan malam), cenderung memiliki lingkar pinggang dan masa tubuh yang lebih tinggi, dibandingkan dengan orang-orang yang makan pada jam makan malam yang lebih konvensional.
Bahkan, untuk wanita sehat yang menyantap makanan dengan waktu yang telat, tubuhnya akan memetabolisme karbohidrat dengan tingkat lebih lambat, memiliki toleransi glukosa lebih rendah, dan membakar kalori lebih sedikit di saat istirahat.
Lantas, bagaiamana cara memperbaikinya? Untuk permulaan sebaiknya lupakan tradisi makan jelang tengah malam. Pakar nutrisi dan metabolisme, Caroline Cederquist menyarankan, sebaiknya seseorang tak lagi mengkonsumsi makanan dua jam sebelum tidur.
Kalaupun Anda telah mengetahui akan terlambat makan malam, maka sebaiknya pilih menu makanan yang ringan. Kebanyakan dari kita cenderung memilih sarapan dan makan siang dalam porsi yang sedikit, dan mengasup makan malam dalam porsi yang banyak.
Karenanya, Cederquist merekomendasikan konsumsi terbaik yang berisi empat ons protein, setengah piring sayuran, dan buah-buahan di setiap kali kita makan.
(CNN-Indonesia/Mahdi–News/Berbagai-Sumber-Lain-ABNS)