Pengobatan alternatif seringkali menyedot perhatian tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Di tahun 2016, yang menjadi sorotan adalah khasiat semut jepang untuk pengobatan.
Semut ini diyakini dapat membantu mengobati beragam kondisi seperti diabetes, kolesterol tinggi hingga asam urat. Tetapi perlu dipahami bahwa semut jepang sejatinya bukanlah semut melainkan kumbang.
Dijelaskan oleh peneliti serangga dari Laboratorium Entomologi Serangga, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pramesa Narakusumo, 'semut jepang' di sini sebenarnya adalah kumbang Tenebrionidae.
"Itu jenisnya dari genus Ulomoides yang sekarang banyak diperdagangkan di Indonesia," kata Pramesa seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.
Dilihat dari kekerabatannya, semut jepang juga tidak ada sangkut pautnya dengan semut Hymenoptera yang dikenal sehari-hari. Kekerabatannya justru lebih dekat dengan Tenebrio molitor, yang larvanya dikenal sebagai ulat hong kong, dan juga Sitophilus oryzae alias kutu beras.
Menurut Pramesa 'semut' ini juga tak berasal dari Jepang, tetapi secara alami memiliki habitat di Indonesia. "Mungkin disebut semut jepang biar lebih menarik. Padahal kalau saya telusuri kumbang ini diaplikasikan riset di China dan Amerika Selatan, di Jepang sendiri enggak terlalu ramai," lanjutnya.
Salah seorang penjual semut jepang, Hanipan (61) mengaku sejumlah pembeli mengalami perbaikan kondisi setelah mengonsumsi semut jepang peliharaannya.
"Pernah ada yang dari Kemayoran datang jalannya pakai tongkat, kakinya luka nggak kering. Dua kali beli semut jepang pas yang kedua sudah mendingan nggak pakai tongkat lagi," kata Ipan ketika detikHealth saat ditemui di kediamannya di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Ipan juga mengaku mengonsumsi semut jepang bersama sang istri yang memiliki gangguan jantung. Menurutnya kondisi sang istri lebih terkendali. "Saya sendiri minum sama istri buat gejala jantung. Lumayan ya. Istri saya ada gula darah juga jadi kekontrol," lanjut Ipan.
Namun terkait khasiat ini, Pramesa mengakui ada beberapa laporan analisa laboratorium yang menyebutkan hewan dengan nama latin Ulomoides sp ini memiliki kandungan zat aktif yang mungkin bermanfaat, namun tesnya belum sampai pada tahapan manusia.
Pramesa kemudian meminta agar masyarakat berhati-hati sebab protein dari serangga bisa saja masih asing bagi tubuh sehingga berisiko memicu reaksi alergi. Kalaupun ingin mencoba, ia menyarankan untuk mengonsumsinya sedikit demi sedikit terlebih dahulu.
"Ada juga laporan kalau nggak salah di Amerika Selatan menulis di jurnal ada berapa pasien yang setelah makan jadi sakit. Masih kontroversi juga apa benar-benar bagus untuk kesehatan atau memang ada potensi untuk menimbulkan penyakit," pungkasnya.
Semut jepang ini dapat ditemukan dengan mudah lewat situs jual beli daring. Namun Anda perlu berhati-hati sebab ada oknum-oknum yang menjual serangga lain namun diklaim sebagai semut jepang. Biasanya serangga yang dipergunakan adalah kutu beras dan ulat hongkong karena kemiripannya.
(Detik/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)