Butuh resep dokter untuk membeli obat di apotek. Tetapi untuk membeli suplemen, kita hanya perlu pergi ke toko.
Di toko khusus suplemen ada banyak pilihan vitamin, herbal, atau mineral. Menurut laporan khusus Consumer Reports, saat ini jumlah suplemen 22 kali lipat dibandingkan 20 tahun lalu.
Kelihatannya bagus bahwa pil suplemen untuk kesehatan itu mudah diperoleh. Namun sesungguhnya ada masalah di balik itu. Beberapa jenis suplemen yang tersedia di toko itu mengandung zat yang bukan hanya tak efektif mengobati penyakit, tetapi juga berbahaya dan menyebabkan masalah serius seperti kerusakan organ, kanker dan mungkin bahkan kematian.
Consumer Reports memasukkan dalam daftar 15 zat berbahaya dalam suplemen. Seperti misalnya yohimbe yang seharusnya mengobati libido rendah tetapi juga dapat menaikkan tekanan darah.
Ada pula bubuk ekstrak teh hijau yang digunakan untuk menurunkan berat badan tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan hati.
Suplemen-suplemen ini menjadi masalah karena dua hal. Pertama, suplemen menjadi berbahaya karena bereaksi dengan obat-obatan yang sedang diminum, seperti misalnya obat antidepresan dan obat pengencer darah seperti aspirin. Kedua, suplemen itu tidak diperiksa sebelum dijual di toko suplemen.
Suplemen di AS tidak membutuhkan persetujuan FDA (Food and Drugs Administration) sehingga kurang pengawasan dan pengujian dibandingkan dengan obat resep dan obat yang bebas dijual di warung.
Seberapa besar risiko suplemen ini bergantung pada kualitas bahan yang dipakai, berapa lama kita mengonsumsinya, serta kondisi kesehatan yang dialami.
Agar lebih aman, konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan mengonsumsi suplemen.
(Consumer-Reports/Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)