Ilustrasi
Kanker paru merupakan jenis kanker yang angka kematiannya paling tinggi dibanding jenis kanker lainnya. Umumnya, pasien kanker paru datang berobat saat sudah stadium lanjut.
"Sekitar 80 persen kanker paru itu ditemukan stadium lanjut, yaitu stadium tiga dan empat," ujar dr Jamal Zaini, PhD, SpP (K) di RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Menurut Jamal, diagnosis kanker paru kerap terlambat, karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang khas. Pasien pun sering mengabaikan gejala yang muncul.
Jamal memaparkan, gejala kanker paru pada umumnya adalah batuk yang tak kunjung sembuh meski sudah diobati, suara serak, batuk berdarah, mengi, nyeri dada, cepat lelah, dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Tak hanya itu kanker paru juga bisa memunculkan gejala jari bengkak, khususnya bagian kuku.
"Kondisi jari itu karena hipoksia atau karena kurangnya pasokan oksigen," jelas Jamal.
Namun, gejala tersebut mirip dengan gejala penyakit paru lainnya, seperti tuberkulosis (TB). Perlu pemeriksaan mendalam dan mengetahui faktor risiko yang dimiliki pasien untuk menegakkan diagnosis.
Dijelaskan Jamal, munculnya gejala juga bisa tergantung dengan jenis kanker dan letak tumor atau sel kanker itu. Misalnya, tumor terletak di paru bagian pinggir atas sehingga mengenai pembuluh darah dan saluran napas besar. Gejalanya yang muncul, yaitu sesak.
"Tapi kalau tumornya masih kecil, biasanya enggak ada keluhan apa-apa. Itu yang susah, mengapa banyak yang telat diketahui. Kalau tumor sudah besar baru nyeri dada," ungkap Jamal.
Ada juga tumor di paru-paru yang mengenai saraf. Jika mengenai saraf sebelah kanan, bisa terjadi gangguan saraf pada mata dan tangan sebelah kanan, misalnya mata kanan tiba-tiba tidak bisa dibuka atau tangan kanan sulit digerakkan dan nyeri. Apabila tumor menekan pembuluh darah balik di jantung, juga bisa membuat lengan bengkak.
Jadi, sebenarnya banyak gejala yang bisa muncul pada kasus kanker paru tergantung letaknya. Jika mengalami sejumlah gejala tersebut, waspadai adanya kanker paru, apalagi memiliki faktor risiko, seperti merokok, genetik, dan sering terpapar radon, yaitu salah satu unsur logam.
(Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)