Donor darah masih belum menjadi bagian dari rutinitas kehidupan
masyarakat. Padahal, dengan melakukan donor rutin, ada keuntungan untuk
tubuh yang bisa kita dapatkan. Nggak percaya? Simak!
“Darah diproduksi setiap 120 hari sekali. Seperti yang kita tahu bahwa darah mengandung zat besi. Nah, zat-zat besi yang terkandung dalam darah lama yang tidak dikeluarkan tubuh akan menempel pada dinding pembuluh darah. Jika kondisi ini lama-kelamaan didiamkan maka kita akan mengalami penyempitan pembuluh darah, belum lagi ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat. Nggak heran kalau saat ini sering ditemui anak-anak muda yang masih ada di bawah usia 40 meninggal karena stroke,” Silly menjelaskan dengan berapi-api.
Nggak heran Silly bersama dengan komunitasnya gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan donor darah. Masih berpikir 2 kali untuk coba mulai melakukan donor darah? (http://www.fimela.com)
dalam satu tempat ada 2 buah tenda yang tegak berdiri, yang satu
berisi barang obral dan yang satu adalah tenda donor darah, sudah bisa
ditebak pasti tenda dengan barang obral pasti lebih banyak diminati. Ya,
donor darah rupanya masih tampak asing bagi masyarakat kita. Padahal
dengan melakukan donor darah, selain bisa memberikan kehidupan bagi
orang lain, ada keuntungan lain yang bisa kita dapatkan.
“Kesadaran
untuk mendonor belum dianggap penting oleh masyarakat, donor belum
menjadi bagian dari gaya hidup. Berdasarkan penelitian dari WHO, di
Indonesia setiap tahunnya ada gap sekitar 3 juta kantong darah
antara permintaan dan donor yang masuk. Persediaan darah minus 3 juta
kantong setiap tahun,” ujar perempuan yang akrab disapa Silly, founder komunitas Blood for Life, beberapa waktu lalu ketika bertemu FIMELA.com.
Silly
mengatakan dengan melakukan donor darah rutin, dengan sendirinya kita
mendapatkan keuntungan untuk kesehatan tubuh. Bahkan, stroke bisa
diminimalisasi dengan melakukan donor darah.
Regular medical check-up
Sebelum
diperbolehkan untuk mendonor, biasanya setiap pasien akan dicek dulu
kelayakan tubuh mereka. Dengan demikian, secara tidak langsung kita
melakukan regular medical check-up rutin setiap 3 bulan sekali. “Saat
mendonor, sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri. Dengan
melakukan donor darah, artinya kita juga rutin melakukan medial check-up
rutin (gratis). “Uji kelayakan” kesehatan inilah yang membuat kita bisa
mengetahui kondisi tubuh kita secara rutin. Nah, dengan demikian kita
bisa mencegah memburuknya kondisi kesehatan saat ditemukan bibit-bibit
penyakit ketika melakukan medical check-up,” Silly menjelaskan.
Perbarui kualitas darah secara rutin
“Perempuan
beruntung setiap bulan bisa mengeluarkan darah lama dalam tubuh mereka
secara rutin, dengan demikian otomatis darah kita (perempuan) selalu
dalam kondisi “segar”. Bagaimana dengan laki-laki yang tidak bisa
mengeluarkan darah lama mereka? Donor darah menjadi cara untuk
memperbarui stok darah dalam tubuh mereka setiap 3 bulan sekali. Nah,
inilah yang kurang disadari oleh masyarakat. Umumnya masyarakat masih
berpikir bahwa donor darah “hanya” kegiatan untuk menolong orang.
Padahal, tidak seperti itu kondisi yang sebenarnya,” papar Silly.
Kurangi risiko penyempitan pembuluh darah
Penyakit
mematikan bisa diperkecil risikonya dengan rutin melakukan donor darah.
Risiko stroke yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah
diminimalisasi oleh donor darah. “Saya menderita darah rendah cukup
lama, blank dan kemudian pandangan menghitam sering saya alami.
Cukup sering dokter melarang saya untuk beraktivitas berat untuk
menghindari dampak buruk yang tidak diinginkan karena darah rendah bukan
tidak mungkin bisa mengakibatkan kematian. Sampai akhirnya saya bertemu
satu dokter yang tidak memberikan saya obat dan suplemen apapun hanya
satu saran, yakni melakukan donor rutin setiap 3 bulan sekali. Mulai
dari situ, saya rutin melakukan donor darah. Baru 2 kali melakukan donor
rutin, saya kemudian cek ke dokter selama 3 bulan berturut-turut, dan
hasilnya tekanan darah saya pun normal. Sampai saat ini, saya masih
rutin melakukan donor darah, blank dan pandangan menghitam yang sering
saya rasakan dulu, hampir tidak pernah lagi saya rasakan,” Toto berbagi.“Darah diproduksi setiap 120 hari sekali. Seperti yang kita tahu bahwa darah mengandung zat besi. Nah, zat-zat besi yang terkandung dalam darah lama yang tidak dikeluarkan tubuh akan menempel pada dinding pembuluh darah. Jika kondisi ini lama-kelamaan didiamkan maka kita akan mengalami penyempitan pembuluh darah, belum lagi ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat. Nggak heran kalau saat ini sering ditemui anak-anak muda yang masih ada di bawah usia 40 meninggal karena stroke,” Silly menjelaskan dengan berapi-api.
Nggak heran Silly bersama dengan komunitasnya gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan donor darah. Masih berpikir 2 kali untuk coba mulai melakukan donor darah? (http://www.fimela.com)